Sabtu, 10 Desember 2011

Diatas 1 tahun, Anak tak perlu SUFOR!

Ide awal formulasi dari susu bubuk formula bayi adalah membuat pengganti ASI
dengan komposisi sedapat mungkin menyerupai ASI, dari susu sapi yang ditujukan
untuk bayi2 yang tidak bisa mendapatkan ASI.

Karena bayi dibawah satu tahun belum dapat mencerna secara langsung susu sapi
dengan kadar lemak yang cukup tinggi, sehingga bahan dasarnya skimmilk
ditambahkan lemak nabati.
Skimmilk diperoleh dengan memisahkan lemak susu dari susu murni, dan lemaknya
jadi bahan baku butter.Kadar vitamin larut lemak dalam skimmilk rendah sekali,
sehingga untuk meningkatkan kadar lemak di fortifikasi lagi dengan vitamin2
tambahan. Disamping itu proses pengeringan susu bubuk sendiri menurunkan
kandungan vitamin yang tidak tahan suhu tinggi, hal ini juga penyebab perlunya
penambahan vitamin kedalam susu bubuk.
Demikian pula tambahan lemak nabati (linolenat-linoleat ,DHA,AA) dimasukkan
kedalam susu formula dengan tujuan membuat sedekat mungkin mirip fungsi/daya
guna ASI.
Formulasinya sendiri cukup rumit rumus standard hitungannya untuk bisa
memperoleh komposisi susu formula seideal mungkin, yang selanjutnya dianalisa
metabolisma zat gizinya baik secara in vito maupun in vivo, dan sukarelawan.

Adalah MISCONCEPTION jika dinyatakan bahwa kandungan susu bubuk formula bayi
lebih baik dari susu UHT cair. Ini perbandingan yg tidak Apple to Apple. Beda
tujuan penggunaan.

Kenapa disarankan bayi/balita diatas 1 thn susu UHT sudah cukup dan fortifikasi
vitamin bisa dengan mengkonsumsi makanan aslinya?
Banyak hal:
1.Sumber vitamin dan mineral yang baik adalah makanan alami, karena pada
dasarnya pencernaan manusia siap menerima asupan makanan natural. Pencernaan
bayi diatas 1 tahun sudah disiapkan untuk mulai mencerna makanan. Tentu saja
diberikan bertahap pengenalannya.
Bayi perlu mengenal jenis dan rasa secara awal berbagai makanan supaya memorinya
tentang jenis dan rasa makanan cukup banyak. Hal ini penting untuk adaptasi
selera. Sulit dilakukan adaptasi selera jika sudah terlanjur besar, contohnya
banyak anak yang sulit sekali makan sayuran.

2. Penghematan sumberdaya, harga yang harus dibayar untuk susu formula jauh
diatas harga susu cair.
Susu Pasteurisasi terbaik, karena diolah dengan panas rendah, tanpa pengawet,
hanya saja resiko penyimpanan (masa expired singkat, harus dalam refrigerator) ,
tidak mudah mencapai segala kalangan dan lokasi pengiriman/distribusi terbatas.
Susu UHT juga baik, diolah dengan panas tinggi dengan waktu sangat singkat,
tanpa pengawet, lebih tahan simpan tidak perlu refrigerator selama kemasan belum
dibuka dan kemasan tidak berubah bentuk (tidak kembung/bocor) .
Kalau dibandingkan dari ketiga proses pengawetan susu dengan thermal/ suhu
tinggi, yang paling urutan potensi rusaknya vitamin dalam susu adalah:
1. Pembuatan susu bubuk
2. Pembuatan UHT
3. Pasteurisasi
Sehingga kenapa ada proses fortifikasi vitamin kedalam susu bubuk utk
meningkatkan potensinya.
Misconception yang sering terjadi, kandungan vitamin dan tambahan asam lemak
(linoleat, linolenat,AA, DHA) susu bubuk formula lengkap sekali.
Jadi seakan2 harus minum susu formula meskipun sudah diatas 1 tahun. Padahal
susu bubuk formula banyak vitamin difortifikasi, untuk menggantikan banyak
vitamin yang hilang dalam proses pengeringan bubuk susunya dan penggunaan
campuran skimmilknya menurunkan kandungan asli vitamin larut lemak dalam susu
formula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar